Sabtu, 08 April 2017

Busi Duration Racing FR5TC11SU untuk Suzuki Forsa

Mencari & Memilih Busi Mobil yang Cocok Suzuki Forsa? Cobalah Duration Racing FR5TC11SU

Ada banyak merek busi mobil yang beredar di pasaran yang bisa jadi pilihan. Tentunya setiap merek busi memiliki kode khusus untuk setiap jenis dan ukuran busi. Untuk Suzuki Forsa dan mobil-mobil bermesin F10A, menggunakan busi dengan ciri khas kepala besar. Di pasaran, beberapa busi yang kompatibel untuk mesin Suzuki Forsa diantaranya: busi merek NGK dengan kode BPR5E, Denso W16EX-U, Duration Racing FR5TC11SU, dan masih banyak lagi. Ada juga tipe busi iridium dengan harga yang lebih mahal.

Busi Mobil Suzuki Forsa - Duration Racing FR5TC11SU

Setiap orang mungkin punya pendapat sendiri dalam menentukan pilihan busi yang cocok untuk mobilnya, seperti halnya oli mesin. Nah, dulu saya kalau beli busi untuk Suzuki Forsa biasanya langsung dikasih merek populer/paling terkenal di Indonesia yaitu kalau nggak NGK ya Denso, paling sering NGK karena hampir pasti ada di setiap bengkel atau toko onderdil. Tapi ternyata kurang memuaskan, kalau kotor sedikit mesin jadi agak susah dihidupkan dan performa mesin juga kurang bagus, dan sering kali ganti busi.

Nah, setelah sekali mencoba busi merek Duration Racing dengan kode busi FR5TC11SU saya merasa lebih enak pakai busi ini. Hmmm... apakah hanya perasaan saya saja? Tapi rasanya mesin lebih mudah dihidupkan, akselerasi lebih baik, nggak gampang mbrebet, tidak perlu sering-sering bersihin busi dan awet/umur busi terasa lebih lama. Seperti klaim yang ada di kotak kemasan busi Duration Racing : Easier Starting, Better Ignitability, Better Acceleration. Saya bukan sales busi lho... sekedar review produk dan berbagi opini.

Kalau dilihat secara fisik, busi Duration Racing FR5TC11SU ini memiliki ciri yang membedakan dengan busi biasa merek NGK atau Denso, yaitu: elektroda center busi berukuran kecil dan elektroda samping ada seperti coakan berbentuk U. Desain seperti ini menghasilkan pengapian yang lebih baik, biasanya dijumpai pada tipe busi yang lebih mahal, iridium misalnya.

Busi Mobil Duration Racing FR5TC11SU Langka?

Sampai saat ini saya masih mengandalkan busi Duration Racing FR5TC11SU untuk Suzuki Forsa, karena selain performanya yang lebih baik, harganya juga masih terjangkau sekitar Rp.80.000,- per kotak isi 4pcs, tidak terlalu jauh berbeda dari harga busi biasa merek lainnya. Sayangnya, busi ini sangat sulit didapatkan di daerah saya tidak semudah merek lainnya. Padahal merek Duration dengan kode selain FR5TC11SU masih banyak tersedia, tapi mungkin karena ini model untuk kendaraan yang kebanyakan usianya sudah tua, jadi sudah nggak restock, atau malah dari sananya sudah nggak diproduksi lagi? Nggak tau deh -_- . Beberapa hari yang lalu saya keliling mendatangi 5 bengkel, dan ternyata mereka semua sudah tidak memiliki stok busi Duration Racing FR5TC11SU, termasuk tempat saya dulu membeli busi ini. Karena males pakai yang lain, jadi saya beli via online dan ternyata yang jual di internet pun tidak banyak. Hmmm... barang bagus kok susah dicari.

Buat yang belum mencoba busi ini, silahkan dicoba dan bagikan pendapat Anda. Tentunya busi ini juga bisa dipakai di mobil lain yang ukuran businya sama, seperti Suzuki Katana, Carry, Toyota Kijang Tua, dll.

Jumat, 11 Desember 2015

Carburetor Repair Kit & Merebus Karburator

Mengembalikan Performa Karburator Mobil Tua

Karburator direbus? Yups. Ini beneran, karburator digodok/direbus dalam air yang mendidih. Mungkin terdengar aneh, tapi saya inilah cara yang saya lakukan untuk membersihkan kerak membandel yang ada dalam karburator mobil Suzuki Forsa GLX 89 saya. Saya tahu cara ini dari seorang teknisi yang membantu saya saat mengalami masalah Ball Joint low arm atau bagian sayap patah di jalan. Awalnya agak kaget waktu denger pertama kali. Tapi kalau dipikir-pikir masuk akal juga.

Sebelumnya, Suzuki Forsa saya knalpotnya ngebul/mengeluarkan asap hitam, dan konsumsi bahan bakarnya boros. Karburatornya walaupun sudah berulang-kali disetel di bengkel tapi tidak lebih baik. Busi jadi cepat kotor berwarna hitam dan menyebabkan tarikan mbrebet atau mesin susah dihidupkan. Hal itu sering terjadi pada mobil tua yang tentu saja perawatannya kurang baik.

Mau beli karburator baru tapi ternyata nyarinya susah. Cari karburator karimun kotak yang katanya sama dan bisa langsung plug n play ternyata juga jarang yang jual. Karburator untuk mesin F10A, kebanyakan yang tersedia di toko spare parts mobil adalah karbu ST100 Extra dan Katana. Memang sih bisa dipakai, tapi sepertinya nggak bisa langsung plug n play. Walaupun Suzuki Katana dan Carry 1.0 sama-sama menggunakan mesin F10A tapi karburatornya beda. Kalau maksain beli nanti pasang filter udara yang asli malah susah.

Berhubung nyari karburator baru Suzuki Forsa 1 set sepertinya nggak ada yang jual di kota saya, jadinya browsing di internet ngacak-acak berbagai situs jual-beli online. Nah, kebetulan ada yang jual karburator repair kit untuk berbagai macam mobil online, tapi tidak ditampilkan carburator repair kit untuk Suzuki Forsa. Kemudian saya hubungi yang jual, ternyata dia juga jual Carburetor Repair Kit untuk Suzuki Forsa GLX 89. Langsung order deh. :)

Kemarin saya nekat membongkar karburator sendiri, menggodok dan mengganti sebagian isinya dengan Carburator Repair Kit yang telah saya beli. Ternyata setelah karburator direbus dan ganti parts dalam dengan repair kit, sekarang mobil tua saya nggak ngebul hitam lagi. Yes!!

Buat sesama amatiran yang pengin tahu aja atau pengin nyoba merebus karburator sendiri, berikut peralatan yang diperlukan dan prosesnya.

Alat-alat yang dibutuhkan:
  • Kunci pas nomor 12 kalau gak salah
  • Obeng + dan -
  • Carburetor Repair Kit
  • Carburetor Cleaner
  • Panci & Kompor
  • Sabun Cuci pakaian atau lainnya. (Kalau saya pakai SoKlin karena dirumah kebetulan adanya itu.)

Cara saya membersihkan & memperbaiki karburator:

  1. Amati pemasangan karburator sebelum melepas dari mesin, biar pas masang kembali selang-selangnya nggak salah. Kalau perlu difoto.
  2. Lepas Karburator dari mesin.
  3. Bongkar karburator secara hati-hati, amati, keluarkan isinya. Awas jangan sampai ada yang hilang/loncat. hehehe...
  4. Isi panci dengan air + sabun cuci untuk pakaian dan masukkan bagian-bagian karburator yang telah dibongkar ke dalamnya. (Yang dimasukkan selain parts vacum, selenoid, pelampung, dan bagian lain yang bisa meleleh).
  5. Rebus / panaskan sampai air mendidih seperti halnya memasak air biasa.
  6. Beberapa saat setelah mendidih, turunkan panci, dan matikan kompor.
  7. Bersihkan bagian-bagian karburator pakai sikat, khususnya kerak-kerak di dalam karburator. Hati-hati panas! bisa pake alat bantu untuk pegang barang panas.
  8. Setelah sekiranya kerak-keraknya sudah rontok, bilas pakai air biasa (tidak mengandung sabun), kemudian jemur sampai kering.
  9. Setelah kering, lap pakai kain bersih kalau masih ada sisa-sisa air, kemudian semprot pakai carburetor cleaner.
  10. Ganti bagian-bagian yang perlu diganti dengan yang baru (carburetor repair kit).
  11. Rangkai kembali dan pasang lagi di mobil.
  12. Saat awal menghidupkan mobil, kalau sudah hidup sebaiknya biarkan dulu mesin hidup beberapa menit dengan agak digas agar kotoran-kotoran dan air yang mungkin tersisa ikut keluar.
  13. Tinggal setel deh karburatornya sampai mendapatkan setelan yang pas.


Maaf, penjelasan mungkin kurang jelas. Tujuan merebus karburator dan mengganti parts dalam dengan Carburetor Repair Kit adalah untuk membersihkan dan mengembalikan performa karburator agar bisa kembali bekerja dengan baik. Tapi, kalau ada yang mau ikut-ikutan mengodok karburator, silahkan dipikirkan lagi dan disesuaikan dengan cara Anda sendiri ya! *Resiko ditanggung sendiri! :P

Sabtu, 21 November 2015

Ball Joint Low Arm Patah

Gludukk!! gludukk...!!! Suara roda depan sebelah kanan yang tiba-tiba membentur bemper depan sampai hampir njepat (lepas).
Kejadiannya hari Sabtu tanggal 21 November 2015 sekitar jam 4 sore setelah berhenti di pinggir jalan beli jajan. Pas mau jalan lagi, muncullah suara gluduk gluduk dari kaki-kaki mobil.

Setelah dicek ternyata low arm (sayap) rusak/bermasalah. Awalnya saya kira cuma lepas, ternyata bagian ball joint yang dijepit patah. Alhamdulillah itu tidak terjadi saat kecepatan tinggi. Terpaksa mobil dibiarkan berhenti di bahu jalan, jadi mengganggu pengguna jalan lainnya deh.

Syukurlah ada orang yang bantu mencarikan mekanik. Setelah low arm dilepas, dibawa muter-muter ke bengkel dan toko sparepart mobil yang masih buka nyari low arm (sayap) Suzuki Forsa GLX ternyata gak ada yang punya. Duhh...! Akhirnya, sebagai solusi sementara, Low Arm yang patah dibawa ke tukang las untuk dilas listrik. Setidaknya biar bisa dipakai sampai rumah. Ternyata memasangnya kembali pun tidak mudah. Ada bagian sambungan las menonjol sehingga ball joint gak bisa masuk ke penjepit, harus digerinda. Saya pun pinjam gerinda di bengkel motor yang ada di dekat lokasi, tapi saya gerinda sendiri soalnya mereka gak mau, takut salah.

Akhirnya low arm Forsa GLX yang sudah dilas berhasil dipasang oleh mas mekanik dengan susah payah. Alhamdulillah kami bisa melanjutkan perjalanan pulang dengan selamat. Sampai rumah sekitar jam 8 malam. Pengalaman yang sangat berharga.

*Dua hari kemudian saya ke toko sparepart mobil yang lumanyan lengkap, tersedia sayap atau Low Arm untuk Suzuki Forsa. Harga Low Arm Forsa yang murah sekitar Rp.275.000, sedangkan yang buatan Jepang sekitar Rp.375.000,-.

Rabu, 09 September 2015

Mutasi Masuk Berkas Kendaraan Bermotor ke SAMSAT Purworejo, Jateng

Proses Mutasi Masuk Berkas Mobil Suzuki Forsa ke SAMSAT Purworejo & Balik Nama BPKB

Setelah menyelesaikan semua proses cabut berkas / mutasi keluar di SAMSAT Sleman, Yogyakarta, maka pada hari Senin tanggal 7 September 2015 saya langsung ke SAMSAT wilayah kabupaten Purworejo untuk mutasi masuk mobil Suzuki Forsa saya. Singkat cerita, sampai di SAMSAT purworejo, saya ke loket Cek Fisik kendaraan, kemudian proses cek fisik (gesek nomor mesin dan nomor rangka mobil), kemudian mengisi formulir, kemudian menyerahkan surat-surat/berkas kendaraan ke bagian kroscek mutasi masuk. Setelah itu, saya diminta kembali lagi hari Rabu tanggal 9 September 2015.

Sesuai permintaan, hari Rabu tanggal 9 September 2015 saya datang kembali ke SAMSAT Purworejo langsung menuju tempat petugas yang mengurusi, tapi ternyata orangnya sedang tidak ada ditempat dan saya harus menunggu sekitar 2 jam. :( Setelah proses menunggu yang sangat membosankan, akhirnya orangnya datang juga, kemudian berkas diserahkan kembali ke saya, dan di-pos tersebut bayar kalau gak salah sekitar 65 ribu rupiah. Selanjutnya menuju bagian loket BPKB untuk pembuatan BPKB baru, bayar sekitar Rp.225.000,-. Proses pembuatan BPKB sekitar 2 bulan, jadi 2 bulan lagi saya harus kembali untuk mengambil BPKB. Setelah itu ke SAMSAT lagi untuk bayar pajak & mendapatkan STNK baru, bayar Rp.962.000,-. STNK sudah jadi, nopol baru AA, tapi plat nomornya baru bisa diambil sekitar 6 bulan lagi karena dengan alasan keterlambatan ketersediaan bahan plat nomor untuk wilayah Jawa Tengah. Hmmmm... berarti kemungkinan saya harus balik lagi 6 bulan kemudian.

Yes! sekarang mobil Suzuki Forsa saya sudah atas nama sendiri. Keuntungan BPKB sudah atas nama sendiri adalah kalau bayar pajak tahunan ke depannya nggak perlu KTP pemilik sebelumnya, dan lebih aman & nyaman.

Begitulah cerita repotnya proses balik nama kendaraan bermotor beda wilayah (mutasi berkas kendaraan) dari Sleman - Yogyakarta ke Purworejo - Jawa Tengah yang saya alami. Tapi ini menjadi pengalaman buat saya. Kalau teman-teman belum pernah dan akan balik nama atau mutasi kendaraan ke luar daerah, jika ada waktu jangan takut untuk mengurus sendiri. Kalau bingung, tanya aja ke petugas di sana, biasanya mereka tidak sungkan untuk membatu.


Rabu, 19 Agustus 2015

Balik Nama BPKB STNK dan Mutasi ke Luar Daerah

Balik Nama BPKB/STNK Mobil Suzuki Forsa dan Mutasi dari Sleman - Yogyakarta ke Purworejo - Jawa Tengah

Hari ini Rabu, 19 Agustus 2015 saya ke SAMSAT kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk cabut berkas mobil Suzuki Forsa karena mau balik nama dan mutasi ke kabupaten Purworejo, Jateng biar nggak repot ke depannya. Eh ternyata harus ke Polres Sleman dulu ke bagian pelayanan BPKB untuk cek fisik kendaraan dan lain-lain baru setelah itu ke SAMSAT loket 1A untuk ngumpulin berkas dan formulir.

Setelah semua dilakukan...!! eng... ing... engg..!! Ternyata saya harus menunggu prosesnya sampai selesai tanggal 7 September 2015. Hemmm... padahal penginnya kalau bisa semuanya selesai bulan Agustus biar bayar pajaknya setiap bulan Agustus bareng sama pajak sepeda motor. Kalau bisa bareng kan nggak perlu bolak-balik ngurusin pajak kendaraan. Yah... mau gimana lagi. Ini pun baru proses mutasi keluar, belum juga mutasi masuk ke SAMSAT Purworejo.

Nah, buat temen-temen yang mungkin belum tahu, berikut syarat-syarat cabut berkas kendaraan (mobil/motor) atau disebut juga mutasi keluar:
  • KTP, STNK, BPKB (asli)
  • Foto copy KTP, STNK dan BPKB masing-masing 4 lembar
  • Kwitansi jual beli dengan materai 6000 (pada kwitansi sebaiknya ditulis keterangan nama kendaraan, nopol, no. mesin, no. rangka dan warna)
  • Foto copy kwitansi 4 lembar
  • Foto copy hasil cek fisik kendaraan 4 lembar (itu lho yang dikasih setelah cek fisik, ada tempelan hasil esek-esek nomor mesin dan nomor rangka)

Oh iya, jangan lupa sebaiknya dateng lebih pagi. Karena kalau nggak salah ^^ untuk loket pelayanan cek fisik kendaraan di Polres Sleman hari Senin-Kamis buka sampai jam 11.00, sedangkan hari Jumat dan Sabtu hanya sampai jam 10.00. Untuk loket 1A/Mutasi Ke Luar SAMSAT Sleman pelayanannya hanya sampai jam 12.00. Tadi saya hampir telat. :D Cukup sekian, semoga bermanfaat.

Update 7 September 2015

Sesuai dengan tanggal yg tercantum pada surat pengambilan berkas, maka pada hari senin tgl 7 September 2015 saya kembali ke SAMSAT Sleman Yogyakarta dan langsung menuju loket 1A atau bagian Mutasi Keluar. Setelah antre, berkas surat-surat kendaraan (entah apa saja isinya) dikembalikan kepada saya dan bayar beberapa puluh ribu rupiah (saya lupa jumlahnya). Kemudian saya ke polres sleman bagian BPKB untuk mengambil berkas BPKB dan surat-surat kendaraan lainnya lengkap termasuk ada BPKB lama yang sudah digunting-gunting, STNK lama, kwitansi, dll dari pemilik-pemilik mobil sebelumnya. Hmmm... baru tahu kalau ternyata mobil saya sudah beberapa kali pindah tangan. Mungkin saya pemilik ke empat. hehehe... Nah, di sini saya diminta lagi bayar sekitar Rp.35.000 kalau gak salah. Kemudian dijelaskan dan diperlihatkan kalau semua berkas/surat-surat kendaraan sudah lengkap. Yang artinya proses di Jogja telah selesai, selanjutnya adalah proses Mutasi Masuk berkas kendaraan ke SAMSAT Purworejo, Jateng.

Jumat, 10 Juli 2015

Ketemu! Penyebab Mesin Mbrebet dan Macet

Penyebab Lain Mesin Mobil Suzuki Forsa Macet/Mogok

Sudah turun mesin tapi setiap setelah jalan beberapa kilometer mesin tiba-tiba mbrebet ndut-ndutan lalu macet. Dan setelah macet jadi susah dihidupkan. Kejadian ini sudah lama bahkan sejak sebelum turun mesin. Sistem pengapian tidak masih normal. Diduga karburator bermasalah, tapi sudah dibongkar dan disetel mekanik bengkel tetap saja gak bisa menyelesaikan masalah. Filter bensin sudah dibersihkan, pompa bensi juga masih bekerja tapi masih macet-macet. Saya jadi males ke bengkel karena cuma nambah pengeluaran tapi masalah gak selesai. Mendingan saya kerjain sendiri. Setelah browsing-browsing di internet tentang penyebab mesin mbrebet dan ketemu salah satu penyebabnya bisa jadi karena saluran untuk mengembalikan bensin dari karburator ke tangki kotor atau tersumbat. Saluran dari karburator ke tangki ya, bukan saluran masuk bensin dari tangki ke karburator.

Kemudian saya cek, ternyata benar ada benda bulat seukuran gotri terbuat dari plastik yang menyumbat selang penghubung dari karburator ke saluran kembali ke tangki bahan bakar. Furngsi saluran itu adalah kalau karburator banjir maka bensin akan dikembalikan ke tangki. Entah dari mana benda itu berasal. Tapi, kalau saya tidak salah ingat, pada saat service mesin sekalian menambal kebocoran oil carter dulu, selang bahan bakar itu disumbat pake benda oleh orang bengkel, mungkin agar bensin gak netes. Nah, pas mecopot sumbatannya itu kemungkinan ujungnya yang berbentuk bulat itu putus dan tertinggal di selang, sehingga menyumbat saluran bahan bakar.

Sekarang, setelah kotoran penyumbat saluran bensin kembali ke tangki dibuang, Alhamdulillah mobil Suzuki Forsa saya nggak mogok-mogok lagi walaupun settingan karburator belum pas dan knalpot masih ngebul.

Sebagai pengalaman dan pelajaran bagi saya sendiri serta teman-teman, lain kali memang sebaiknya amati tindakan teknisi saat membongkar mobil kita, khususnya di bengkel yang terlihat kurang profesional. Kemudian cek hasil kerjanya. Sehingga kalau ada masalah yang terjadi nantinya, kita bisa ingat-ingat lagi apa saja yang telah dilakukan teknisi sebelumnya, agar lebih mudah menemukan sumber masalahnya jika ada kesalahan atau kelalaian yang dilakukan teknisi bengkel.

Senin, 06 Juli 2015

Turun Mesin

Overhaul Mesin Suzuki Forsa GLX 89

Hari Kamis tanggal 25 Juni 2015 saya bawa mobil Suzuki Forsa saya ke bengkel A**ng Motor KTA, karena ada suara kletek-kletek keras dari dalam mesin. Ternyata divonis harus turun mesin. Biayanya diperkirakan lebih dari 3 juta :( Kok mahal banget ya? Padahal di bengkel-bengkel lain semua bilang kalau forsa turun mesin gak lebih dari 3 juta. Ya udah, mau gimana lagi, terlanjur dibawa ke situ karena saya pikir bengkelnya lumayan besar, sparepartnya tersedia, dan takut macet kalau jalan terlalu jauh ke bengkel lain. Mengingat sebelumnya mesin susah dihidupkan dan bunyi kletek-kletek makin keras.

Selama pengerjaan, mobil diinapkan di bengkel. Awalnya dibilang paling 5 hari atau lebih sedikit. Ternyata nggak jadi-jadi juga. Hingga saya harus menunggu sampai 11 hari. -_- Banyak masalah dan mesin harus diturunkan 2 kali. Karena sempat dinaikkan, tapi blok mesinnya ada yang pecah kehantam metal lama, sehingga air radiator bisa masuk ke ruang bakar, jadi diturunkan lagi untuk dibawa ke bengkel las. Kenapa gak dari awal diperiksa dulu dan dipastikan pemasangannya dengan benar. Bukan itu aja masalahnya, setelah mesin dihidupkan lagi, sampai saat ini settingnya belum benar. Knalpot masih ngebul hitam, katanya karbunya susah disetting, dan disana gak ada sparepartnya.

Biaya Turun Mesin Mobil Suzuki Forsa

Senin, tanggal 6 Juli 2015 saya ambil mobil saya dari bengkel. Keadaannya knalpot masih ngebul hitam, katanya karburatornya susah disetting, ACnya juga nggak dihidupin. Sepertinya klep-klepnya juga gak disetting ulang tuh. Dan tagihannya membengkak sampai Rp. 4.762.000,- . Lah kok banyak banget ya? Sparepart banyak diganti, ongkos mahal, pengerjaan lama tapi hasil belum maksimal. Lebih parah lagi, pas pulang baru jalan beberapa kilometer, mesin mbrebet, ndut-ndutan lalu macet. Saya isi bensin secukupnya kemudian saya bawa balik lagi ke bengkel tanya ke mekaniknya. Cuma dibersihin filter bensinnya, disemprot-semprot, lalu dicoba jalan muter sebentar bareng mekaniknya, anehnya gak macet. Hanya saja waktu itu saya gak tekan gas agak dalam karena mekaniknya bilang sementara jangan buat ngebut-ngebut dulu.

Ya sudah, karena sudah sore saya bawa pulang saya dengan perasaaan khawatir karena kemungkinan bakalan macet lagi nih di jalan. Nah benar saja, pas hampir sampai rumah mobil macet lagi. Ditunggu mesinnya dingin, isi bensin lagi, baru bisa jalan. Ini gara-gara karburator banjir, bensin gak mau naik karena pompa bermasalah atau karena bensin habis? Tapi kalau bensin habis lagi, berarti kok jadi boros banget ya? Setelah mobil bisa hidup lagi, saya bawa pulang dengan pelan dan hati-hati jangan sampai mbrebet di jalan. Alhamdulillah sampai rumah.

Pengalaman kali ini, kalau mau turun mesin bawa ke bengkel mobil yang benar-benar ahli. Lebih baik bawa ke bengkel kecil yang telaten dan benar-benar mengerti soal mesin daripada dibawa ke bengkel besar yang kurang profesional. Di bengkel kecil mungkin sparepart nggak lengkap tapi biasanya mereka yang usahakan nyari kalau nggak ada sparepartnya, dan ongkos kerjanya pun lebih murah, lebih mudah untuk diajak diskusi.

Semoga cerita pengalaman mobil Suzuki Forsa turun mesin kali ini bisa jadi pelajaran berharga bagi saya sendiri dan bagi teman-teman.